Pemerintah Indonesia resmi memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Langkah ini bukan hanya menjadi sorotan dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian dunia. Banyak negara asing dan pakar internasional memberikan dukungan terhadap keputusan ini.
Lantas, apa alasan mereka mendukung pemindahan ibu kota RI ke IKN?
Jakarta selama ini menjadi pusat pemerintahan, bisnis, dan finansial Indonesia. Akibatnya, kota ini mengalami overpopulasi, kemacetan parah, dan polusi udara yang mengkhawatirkan.
- Penduduk Jakarta mencapai lebih dari 10 juta jiwa, belum termasuk wilayah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
- Tingkat polusi udara Jakarta termasuk yang tertinggi di dunia, menurut IQAir.
Negara-negara asing melihat pemindahan ibu kota sebagai solusi jangka panjang untuk meratakan pembangunan dan mengurangi beban Jakarta.
Selama ini, 60% perekonomian Indonesia terpusat di Jawa. Pemindahan IKN ke Kalimantan diharapkan dapat:
- Membangun pusat ekonomi baru di wilayah timur Indonesia.
- Meningkatkan investasi asing di sektor infrastruktur, properti, dan industri baru.
- Mempercepat pembangunan di Kalimantan yang kaya sumber daya alam tetapi masih tertinggal.
Banyak investor asing, terutama dari Jepang, China, dan Uni Emirat Arab, telah menyatakan minat untuk berinvestasi di IKN.
IKN dirancang sebagai kota pintar (smart city) dan berkelanjutan (sustainable city). Beberapa fitur unggulannya:
- 100% energi terbarukan dengan penggunaan tenaga surya dan hidro.
- Transportasi berbasis listrik untuk mengurangi emisi karbon.
- Kawasan hijau seluas 70% untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Negara-negara maju seperti Singapura dan Belanda turut mendukung konsep ini karena sejalan dengan tren kota modern dunia.
Jakarta termasuk kota yang rentan terhadap banjir dan penurunan tanah (land subsidence). Beberapa fakta mengejutkan:
- 40% wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut.
- Prediksi tahun 2050, sebagian Jakarta bisa tenggelam